Hujan Datang

Seorang gadis duduk di dekat jendela, memandang awan dengan seksama.
Lagi dan lagi, Sang Gadis mendesah.
Pasrah.
Yang putih mulai memekat menjadi gelap, bergerombol menjadi satu di langit biru. Lagi dan lagi, Sang Gadis mendesah. Pasrah. Lalu setetes hujan menapaki tanah dengan anggunnya, bagai menari dalam tempo lambat.
Sang Gadis tergesa, kebinglangsatan.
Tak karuan kakinya berlari. Menutup semua pintu, jendela. Semuanya ditutup rapat. Tak meninggalkan sedikitpun celah yang longgar.
“Kenapa ditutup nduk?”
“Supaya kenangan yang hujan bawa tidak masuk rumah bu.”

Leave a comment