Hati; Karunia Keramat

Hati adalah warisan dari Sang Pencipta. Karunia paling keramat yang telah tercipta. Baik. Buruk. Dengki. Bangga. Bahagia. Sedih. Hati adalah habitat bagi mereka. Ada yang berlenggak-lenggok diatas permukaan. Ada yang bersembunyi dibalik selimut. Terserah, itu miliknya, apapun yang ia lakukan jangan kau usik.

Ada kebohongan paling besar di dunia ini. Kebohongan yang selalu diaminkan sekian orang. Mereka yang selalu berkata bahwa hati adalah tempat paling suci. Mereka yang selalu menolak kenyataan. Menelan rasa manis mentah-mentah. Hanya demi topeng suka cita dengan lengkungan ke atas. Sucikah itu? Sucikah jika kemunafikan masih menempel bagai kerak di dasarnya.

Tidak seorang pun tau isi hati seseorang. Tak seorang pun bisa melihatnya. Karenanya permainan pun dimulai. Rasa penasaran membujuk mereka untuk menerka atau bahkan mengorek isi hati hingga ke inti. Kemudian mereka bermain. Melambungkan lalu menghempaskan. Dipeluk erat lalu dilepaskan. Bahkan hukum alam tak berhasil menghentikan para pemain yang bersuka cita. Mereka memainkan hati tanpa menggunakan hati. Jika kelak hukuman datang, mereka melimpahkan kesalahan pada siapapun, kepada apapun.

Jika hati adalah hal paling keramat maka pertanyaannya adalah siapa yang harus menjaganya? Dia yang membuatmu jatuh hati atau kau sebagai pemilik yang seharusnya ingat bahwa tidak baik kau tinggalkan logika dibawah sana sementara kau melayang terlalu lama?

2 thoughts on “Hati; Karunia Keramat

Leave a comment